Gelombang protes kembali akan mengguncang Kalimantan Selatan. Aliansi Masyarakat Kalsel Melawan mengumumkan rencana aksi pada Senin, 1 September 2025, pukul 14.00 WITA. Massa akan berkumpul di Taman Kamboja dan Jalan Kamboja sebelum bergerak menyuarakan tuntutan.
Aksi ini melibatkan sedikitnya empat elemen massa, yakni mahasiswa, pengemudi ojek online (ojol), buruh, serta masyarakat umum Kalimantan Selatan. Mereka menegaskan bahwa unjuk rasa ini merupakan bentuk konsolidasi rakyat dalam merespons berbagai persoalan yang dianggap berakar dari kebijakan DPR dan tindakan represif aparat kepolisian.
Aliansi Masyarakat Kalsel Melawan juga merilis pernyataan sikap resmi yang berisi lima poin:
1. Menuntut reformasi DPR, termasuk efisiensi tugas, gaji, dan tunjangan agar disesuaikan dengan kondisi fiskal negara. Aliansi juga menolak segala bentuk negosiasi selain dengan Ketua DPRD Provinsi Kalsel, Supian HK.
2. Mengecam tindakan represif aparat terhadap masyarakat serta mendesak Kapolri mundur dari jabatannya, sekaligus menuntut adanya reformasi institusi kepolisian.
3. Mengawal pengusutan kasus meninggalnya Afan, serta menuntut tanggung jawab konkret dari pihak terkait.
4. Mengawal isu-isu lokal di Kalimantan Selatan, termasuk penolakan terhadap rencana pendirian Taman Nasional Meratus serta berbagai isu yang menyangkut kearifan lokal dan ruang hidup masyarakat Kalsel.
5. Menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset serta RUU Perlindungan Masyarakat Adat sebagai langkah perlindungan hukum dan ekonomi rakyat.
Aksi Senin mendatang diperkirakan akan menjadi salah satu unjuk rasa terbesar di Kalimantan Selatan dalam tahun 2025, mengingat keterlibatan lintas elemen masyarakat dengan isu yang menyentuh langsung kehidupan rakyat.
Komentar
Posting Komentar