Langsung ke konten utama

Perpisahan Untuk Perjumpaan



Berpisah dengan yang dicintai itu memang nggak mudah, dan mungkin kita nggak bakal pernah siap untuk itu. Sebab tabiat cinta itu ingin mendekat, membersamai tanpa henti
Tapi juga tak adil bagi cinta, bila ia tak mendapatkan haknya, yaitu pengorbanan, rindu, asa, dan menetapi kebenaran. Cinta memerlukan kesemuanya itu
Karena itulah, kita mendidik cinta dengan perpisahan, agar ia tahu makna menghargai sesuatu, belajar untuk melihat hal-hal yang dulu diremehkan atau dikecilkan
Sebab itu, kita mengajar cinta dengan jarak, agar rindu bisa memberitahu tentang persiapan akan perjumpaan, dan memberi bekal untuk percintaan nan abadi
Masih segar dalam benak, betapa Abi dan Ummi sulit, susah, kadang putus asa dalam mendidik. Terselip sesal saat amarah mengambil kendali dalam memberi pengajaran
Seolah kemarin, menggamit tangan mungil, menuntun langkah yang tertatih, menikmati celoteh lucu tanpa makna, menjaga dalam riang permainan
Kini terbentang luasnya dunia dakwah di depanmu, dalamnya lautan ilmu Tuhanmu, dan sadis dan kejamnya musuh-musuh yang kelak engkau akan hadapi
Tak ada yang Abi dan Ummi bisa perbuat, selain menyiapkan dirimu, meski harus berpisah sementara. Sebab perpisahan itu pasti akan terjadi, satu saat nanti
Sebab persiapan ketaatan itu dalam keadaan sulit dan keadaan mudah. Malah, bisa jadi ketaatan yang sulit itu lebih bernilai pahala dibandingikan yang mudah dalam taat
Dan, berapa banyak diantara kita yang menyadari? Bahwa kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita sayangi di dunia. Entah sementara, entah selamanya
Akan tetapi, bagi mereka yang berpisah karena Allah, mereka akan diperjumpakan kembali oleh Allah. Pasti. Dan apapun yang kita lakukan di dunia, adalah persiapan di hari itu
Muhammad Zidny Ilman Fazada. Begitu namamu dipilihkan. Jadilah Muslim yang gagah dan terhormat, dengan bertambahnya ilmu dan memahami firman-firman Tuhanmu Yang Agung sebagaimana doa yang melekat pada namamu
Tak ada yang bisa dibekalkan kedua orangtuamu yang bodoh ini, kecuali mengikhlaskan, mendoakan, dan mendukung agar dirimu yang jadi pemutus rantai jahiliyah di keluarga ini
Mengingat 14 Juli 2019, dari salah satu Abi dan Ummi yang resmi jadi walisantri
#rindu #kangen #santri
(disadur dari fb ust. Felix Siaw dg perubahan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia