Langsung ke konten utama

*Ingat Mama*

Assalamu'alaikum wr wb.

Hari itu, pasien non-stop dari pagi. Jelang siang, kupanggil seorang ibu masuk ke ruang periksa. Berbagai keluhan yang dirasakannya dan hasil pemeriksaan mengarah ke vertigo.

"Ibu harus bedrest dulu, jangan terlalu banyak aktivitas."

Ibu tadi hanya mengangguk lemah. Tidak ada yang mengantarkannya siang itu.

Selang satu pasien, ibu tersebut kembali masuk ke ruanganku.

"Dok, maaf, apakah saya boleh minta surat keterangan sakit?" ujarnya sambil bergetar.

Aku terpana. Usia ibu sudah 64 tahun.

"Ibu masih aktif bekerja?" tanyaku.

Ibu tersebut kemudian duduk di depanku. "Saya tinggal menumpang di rumah menantu saya, Dok. Kalau saya yang bilang, khawatir menantu saya tidak percaya. Jadi saya mohon buatkan surat keterangan sakit ya, Dok," ujarnya sambil mengusap ujung matanya yang mulai menggenang.

Aku tertohok dan tercekat.

"Ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, Bu?"

"Anak dan menantu saya kerja, Dok. Karena saya menumpang, saya tahu diri harus membantu mereka. Anak saya baik, Dok. Menantu saya juga," tuturnya sambil mulai berlinang air mata, "hanya karakter orang memang berbeda-beda."

Aku memegang kedua tangannya, sambil menahan diriku sendiri agar jangan sampai ikut menangis.

"Ibu yang sabar ya."

Ya Allah, aku tak tahu hiburan apa lagi yang bisa diberikan pada seorang ibu yang meminta SKS agar dapat beristirahat di rumah anaknya sendiri.

Di usia saat ibu-ibu lain senang menghadiri berbagai pengajian, reuni bersama teman-temannya, atau jalan-jalan ke tempat wisata. Rasanya tercabik-cabik hatiku.

Aku berikan SKS 3 hari sekaligus pernyataan agar ibu tersebut diperkenankan istirahat. Kupeluk dia sebelum pulang. Kuulangi doa lirihku, "Semoga Ibu diberikan kekuatan dan kesabaran."

Kedua tangan ibu tersebut memelukku erat, menggenggam tanganku, dan mengucapkan terima kasih.

Aku terduduk lemas, dan tiba-tiba teringat mama. Ya Allah, betapa aku belum sempat membahagiakan keduanya saat di dunia ini, dan kini hanya doa-doa yang dapat kupanjatkan bagi keduanya. Betapa kerinduan ini sangat berat kurasakan.

Sungguh ibu adalah sosok yang takkan mampu kita membalas segala jasanya, bahkan dengan dunia dan seisinya.

Saat ibu dan bapak masih ada, sayangilah keduanya. Muliakanlah keduanya. Pada keduanya, setiap keberkahan dari kehidupan ini berada.

Malam itu, Allah SWT memberikanku sebuah mimpi bertemu mama. Hingga saat aku bangun, yang kuucapkan adalah mama. Rabbana, betapa aku merindukannya.

Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.

Semoga tak akan ada lagi hari aku bertemu seorang ibu yang meminta SKS untuk diberikan pada anaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia