Langsung ke konten utama

Hidup di dunia ini pasti ada masalah

Alhamdulillah. Puji dan syukur hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Menguasai seluruh alam, menggolongkan kita sebagai hamba-hamba yang istiqomah di jalan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath Tholaq [65] : 2)

Hidup di dunia ini pasti banyak masalah. Masalah itu adalah bagian dari karunia Alloh Swt., bukan bagian dari musibah. Masalah menjadi musibah jikalau kita salah menyikapinya. Seperti ujian di sekolah, ujian tersebut adalah karunia karena ujian menjadi kesempatan untuk bisa naik kelas. Justru murid yang tidak ujian bisa dianggap tidak sekolah. Dan, seseorang yang tidak lulus itu bukan disebabkan soal-soal dalam ujiannya, akan tetapi disebabkan dia salah menjawab soal-soalnya, dia salah menyikapi persoalannya.

Begitulah gambaran masalah yang kita temui dalam hidup kita di dunia. Jadi, tidak perlu khawatir menghadapi masalah, yang perlu kita khawatirkan adalah jika kita salah menyikapi masalah.

Salah satu kesalahan yang dilakukan banyak orang ketika menghadapi masalah adalah sibuk mengandalkan sesuatu selain Alloh. Mungkin sibuk hanya mengandalkan pikiran sendiri, pengalaman sendiri, tenaga sendiri atau mengandalkan pertolongan orang lain. Bukan tidak boleh semua itu, tapi jika semua itu ditempuh tanpa mendapat bimbingan dan izin Alloh maka semuanya tidak akan berarti apa-apa.

Masalah sebesar apapun jika Alloh menolong, maka akan menjadi sangat ringan dan mudah. Sedangkan urusan remeh sekalipun, jika Alloh tidak menolong, maka akan menjadi terasa sangat berat dan sulit. Dalam ujian sekolah, jika kita meminta tolong jawabannya kepada guru maka guru tidak akan memberikannya. Sedangkan dalam hidup, jika kita meminta jalan keluar kepada Alloh atas masalah yang kita hadapi, niscaya Alloh akan memberikannya.

Salah satu doa Rosululloh Saw. adalah, “Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.”

Saudaraku, semoga Alloh Swt. senantiasa memberikan kita kekuatan sehingga kita bisa bersungguh-sungguh dalam menghadapi setiap masalah hidup. Dan, semoga Alloh senantiasa melimpahkan pertolongan kepada kita. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia