Langsung ke konten utama

Kangen cucu, pasangan kakek dan nenek berjalan kaki menyusuri jalan tol cisumdawu



Aparat Polres Sumedang yang sedang bertugas di Tol Cisumdawu dikagetkan dengan kemunculan pasangan kakek-nenek yang terlihat menyusuri jalan bebas hambatan itu.

Rupanya mereka berasal dari Jatihurip, Sumedang Utara, dan hendak menuju Rancakalong untuk menemui anak dan cucunya.

Dalam unggahan di akun Instagram @polressumedang, Rabu (26/4/2023) kemarin, disebutkan bahwa alasan pasangan kakek-nenek itu menyusuri Tol Cisumdawu karena mereka berdua tidak punya ongkos untuk menggunakan angkutan umum.

"Kangen cucu," kata sang nenek kepada petugas polisi yang menemui mereka, kemarin. Rasa kangen inilah yang menjadi tekad bagi mereka untuk memaksakan diri agar bisa bertemu buah hati walaupun tidak mempunyai bekal yang memadai.

Petugas polisi kemudian mengarahkan kakek-nenek itu untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum mengantarkan mereka ke tempat pemberhentian angkutan umum untuk menuju Rancakalong.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun aparat kepolisian Polres Sumedang, pihak keluarga mengatakan pasangan kakek-nenek itu sudah mengalami penurunan daya ingat.

Keluarga juga menyebutkan sebenarnya telah menjenguk kedua orang tua mereka dan berkumpul bersama sanak saudara lainnya pada Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah kemarin.

SC: @polressumedang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia