Langsung ke konten utama

Andaikan Ini Ramadhan Terakhirku...


Wahai Saudaraku...
Yang telah menghabiskan usia tanpa ketaatan...
Yang kebiasaannya penundaan dan pelalaian...
Ramadhan telah hadir padamu...
Kenapa masih juga lalai dan santai...?
Apakah sudah yakin diampuni semua dosa...?
Bergegaslah untuk meraih kesempatan...
Kumpulkan banyak bekal untuk akhirat...
Lelahkan diri dalam berbagai amal shalih...
Abdurrahman bin Mahdi رحمه الله berkata :
"Aku tidak pernah bergaul dengan orang yang lebih perasa dari Sufyan ats-Tsauri.
Aku pantau dia dari satu malam ke malam yang lain. Ternyata, ia hanya tidur di permulaan malam, lalu bangun dalam keadaan cemas dan gemetar, sambil berkata :
"Neraka, Neraka. Ingat Neraka membuatku tidak bisa tidur dan lupa syahwat...!"
Setelah itu, ia berwudhu dan berdo'a :
"Ya Allah, Engkau tahu segala kebutuhanku dan aku hanya meminta-Mu membebaskanku dari Neraka...!
Wahai Tuhanku...
kecemasan membuatku menjadi orang perasa dan itu salah satu nikmat yang Engkau berikan kepadaku...
Wahai Tuhanku...
andai aku punya alasan kuat untuk mengisolir dari manusia, aku tidak akan bergaul dengan mereka sekejap mata pun"
Setelah itu, ia shalat dan menangis, hingga tidak bisa membaca al-Qur'an, dan aku tidak dapat mendengar bacaannya, karena tangisannya menjadi-jadi. Aku tidak sanggup melihatnya, karena malu dan segan kepadanya"
(Shifatush Shafwah III/149)
Sudah seperti inikah kondisi kita dalam menghayati al-Qur'an yang dibaca, lalu timbul rasa takut kepada Allah Ta'ala di bulan Ramadhan...?
'Aun bin Abdullah bertanya kepada Abu Ishaq :
"Apa yang kini menyisa pada dirimu wahai Abu Ishaq ?" Dia menjawab : "Kini aku tinggal membaca al-Qur'an dalam satu raka'at". 'Aun berkata : "Yang menyisa pada dirimu saat ini adalah kebaikanmu, sementara keburukanmu lenyap"
(Az-Zuhd no. 2144 oleh Imam Ahmad)
Inilah keadaan para ulama salaf, mereka adalah orang yang paling bersungguh-sungguh beribadah di dalam dan di luar bulan Ramadhan...
Mereka bersedih dan menangis, karena merasa belum banyak mengambil manfaat dari Ramadhan...
Mereka khawatir amal shalih tidak diterima, dan dosa-dosa pun belum dihapuskan...
Mereka berduka, karena boleh jadi tidak akan bertemu lagi bulan Ramadhan yang akan datang...
Wahai Saudaraku...
Jika mereka seperti itu, lalu bagaimana denganmu ?
Ucapkan di hati :
"Andaikan Ini Ramadhan Terakhirku, lalu kenapa aku tidak bersungguh-sungguh ?"
من تخايل الثواب خف عليه العمل
"Barangsiapa yang membayangkan (besarnya) pahala, maka dia pun akan merasa ringan untuk beramal"
(Dzammul Hawa hal 82 oleh Imam Ibnul Jauzi)


http://www.salamdakwah.com/artikel/4827-andaikan-ini-ramadhan-terakhirku
 Sumber : Salamdakwah.com
☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum.    
                                     
                                                                           
✒ Ditulis oleh Ustadz Najmi Umar Bakkar,  حفظه الله تعالى

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia