Langsung ke konten utama

Jalan meraih manisnya iman

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Dari Anas bin Malik rodhiallohu anhu berkata, bersabda rasulullah saw:
“Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah , (3) ia membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah  menyelamatkannya darinya
sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.”( Muttafaqun alaihi)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1- Iman, Pokok Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari oleh setiap manusia. Mereka siap mengorbankan apa pun yang berharga termasuk jiwa demi memperoleh kebahagiaan itu.
2- Banyak manusia mendefinisikan kebahagiaan, namun yang pasti kebahagiaan hakiki bukan pada banyaknya harta, tingginya kedudukan atau status sosial, walaupun kebanyakan manusia menilai kebahagiaan dengan banyaknya dunia yang dikumpulkan.
3- Kelezatan iman dalam kalbu seorang mukmin yang kokoh adalah kenikmatan yang agung, melebihi kenikmatan-kenikmatan dunia, bahkan tidak bisa dibandingkan. Bisa jadi, seseorang mengalami kekurangan dari sisi duniawi, namun sesungguhnya ia orang yang berada di puncak kebahagiaan karena iman yang tertanam dalam kalbunya.
4- Tiga sifat inilah yang seharusnya diminta oleh setiap insan muslim kepada Allah dan mereka berlomba menggapainya.
a- Sifat pertama yang harus dimiliki guna meraih manisnya iman adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta mendahulukan keduanya daripada kecintaan terhadap yang lain.
Adalah dusta jika seseorang yang mengaku mencintai Allah  dan Rasul-Nya, namun ia tidak mengikuti akidah Rasulullah, dan yang dia ikuti justru kesyirikan atau khurafat. Adalah dusta jika seseorang yang mengaku dirinya lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari segala sesuatu, namun ketika beribadah lebih memilih kebid’ahan-kebid’ahan. Demikian pula, adalah dusta jika seseorang mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya, namun berpaling dari ilmu syariat.
b- Sifat kedua yang menyebabkan seorang mukmin merasakan manisnya iman adalah mencintai karena Allah. Demikian pula dalam membenci, membela, dan memerangi, semua karena Allah .
Cinta dan benci karena Allah adalah tali iman yang paling kokoh.
Cinta dan benci karena Allah adalah konsekuensi kecintaan seseorang kepada Allah . Seseorang yang jujur cintanya kepada Allah akan mencintai apa yang dicintai-Nya , juga membenci apa yang dibenci-Nya.
c- Sebab ketiga adalah membenci kesyirikan dan kekafiran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api.
Kebencian terhadap kesyirikan dan segenap bentuk kekafiran diwujudkan dengan senantiasa memohon kepada Allah agar diselamatkan dari kekufuran dan agar hatinya selalu dikokohkan di atas keimanan. Hal itu diwujudkan pula dengan berusaha mengenali kekafiran agar ia bisa menghindarinya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Iman dimisalkan sebagai sebuah pohon yang sangat indah sebagaimana dalam firman Allah,

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24—25)

2-- Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya bukan sekadar pengakuan. Ia harus dibuktikan,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)

3- Apabila seseorang lebih mengutamakan kecintaan yang lain di atas kecintaan Allah dan Rasul-Nya, tunggulah datangnya ancaman Allah,

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (at-Taubah: 24)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia