Langsung ke konten utama

Taubat yang lengkap

Assalamu'alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh

Saudaraku, kita perlu mandi untuk menjaga kebersihan diri. Sehari saja kita tidak mandi maka kita akan merasa tidak nyaman, begitu juga orang lain yang berada di dekat kita. Sehari saja kita tidak gosok gigi maka kita akan merasa tidak nyaman, begitu juga orang yang berada dekat dengan kita.

Seperti itulah gambaran jikalau kita banyak dosa. Meskipun baju kita bagus, penampilan kita keren, jikalau kita banyak dosa maka tetap saja kita tidak akan merasa nyaman dan tenang. Dan, orang lain pun akan merasa demikian karena aura kita tetap keluar. Maka, mandilah, bersihkanlah diri kita, bersihkanlah dengan taubat nasuha.

Dalam hadits qudsi Alloh Swt. berfirman, “Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni engkau atas dosa apa saja yang ada padamu dan Aku tidak peduli sebanyak apapun dosamu itu. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli dengan dosamu yang banyak itu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatupun, niscaya Aku akan datang dengan membawa ampunan sepenuh bumi.” (HR. Imam Tirmidzi)

Alloh Yang Maha Baik telah berjanji bahwa Dia akan mengampuni kita jikalau kita memohon ampunan kepada-Nya atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dan, Alloh tidak mungkin inkar janji. Kita memelas, menyesali dosa dan memohon ampunan Alloh dan tidak mempersekutukan-Nya, tidak menjadikan sesuatu selain Alloh sebagai sandaran, inilah kuncinya.

Mengapa ada orang yang bertaubat namun tidak begitu berhasil taubatnya? Karena hatinya lebih sibuk dengan sesuatu selain Alloh. Dia masih lebih senang dengan penilaian orang, masih sibuk mencari penilaian orang daripada penilaian Alloh. Aneh, ketika memohon ampunan ia ingat kepada Alloh tapi sehari-harinya ia sibuk mengingat makhluk. Hati-hati saudaraku, kesibukan kita mencari kedudukan di hati makhluk bisa membuat kita lupa mencari kedudukan di sisi Alloh Swt.

Oleh karena itu, memohon ampunlah, bertaubatlah kepada Alloh secara lengkap, yaitu dengan memohon ampunan, bertekad tidak mengulangi dosa seraya tidak mempersekutukan-Nya. Sungguh, setiap orang adalah tempat melakukan salah dan dosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ampunan Alloh Swt. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia