Agar bisa terus mengingat dan DI AMALKAN SEGERA . Jika setelah taubat menentang kembali ke dalam dosa Segera Taubat kembali dan semakin kuatkan tekad melawan godaan setan . Kenali "apa" dan/atau "siapa" yang bisa menjerumuskan LAGI kita ke dalam dosa. lalu jauhilah "apa" dan "siapa" tersebut. Jika "apa" itu adalah smartphone anda, gantilah smartphone anda dengan (contohnya) hp jadul yang hanya bisa dipakai untuk telpon saja. Jika “siapa” itu adalah teman, maka jauhilah ia dan cari teman yang takut kepada Allah… Niscaya kitapun in-syaa Allah akan ikut takut kepada Allah. Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat dan kasih Sayang - Nya kepada kita semua dan keluarga kita masing - masing dan menguatkan kita berjalan di jalan yang Allah ridhoi hingga ajal tiba ...
Ibn Khaldun dalam Muqaddimah sudah menulis sebuah hukum sosial yang tragis: "Ketika negara masih kokoh, pajak sedikit namun hasilnya banyak. Tetapi ketika negara lemah, pajak diperbanyak, dan hasilnya justru semakin berkurang. Sebab rakyat tak lagi mampu menanggung beban." Ironinya, teori ini kini terbukti di depan mata. Pajak dinaikkan, subsidi dipangkas, pungutan diperluas, tetapi kesejahteraan rakyat tetap jalan di tempat. Sementara kelas istana justru semakin bugar dengan fasilitas, tunjangan, dan gaya hidup yang tak pernah mengenal kata hemat. Padahal, dalam tradisi fikih, prinsip penarikan pajak harus berlandaskan keadilan (al-‘adl fi at-taklīf). Imam al-Mawardi dalam al-Ahkām as-Sulthāniyyah menegaskan, harta rakyat tidak boleh dipungut kecuali dengan hak yang jelas dan untuk kemaslahatan yang nyata. Sebab itu, ‘Umar bin Khattab RA menolak menambah beban rakyat meskipun kas negara menipis, dengan kalimat yang tegas: "Aku tidak akan mempertemukan mereka...
Komentar
Posting Komentar