Langsung ke konten utama

Berkata imam Ahmad Attaillah Asakandari Rahimahumullah.

Berkata imam Ahmad Attaillah Asakandari Rahimahumullah.
-Tenggelamkan pandangan makhluk kepada engkau dengan pandangan Allah atas engkau.

-maksudnya jangan engkau memperhatikan pandangan(penilaian/perhatian)makhluk kepada engkau sendang salik dan jangancengkau cari pandangan (penilaian/perhatian)makhluk itu khusus nya dalam beribadah kepada Allah.

-karena pandangan mereka itu tidak memberi mamfaat akan engkau dan tidak akan kemudharatan engkau akan sesuatu.

-jalankan untuk memberi mamfaat atau mudharat untuk kita.bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak mampu.
Tetapi hendak nya engkau perhatikan (cari)pandangan(perhtian) Allah atas engkau.

-Allah ta'ala melihat engkau tiap tiap keadaan.inilah yang mesti kita perhatikan,karena pandangan Allah tak lepas dari kita.
Hendaknya kita merasa cukup dengan pandangan Allah atas kita.
Karena pandangan /penilaian Allah ada dampak kepada kita.

-Dalam kitab suci Al-Qur'an:Adakah dia tidak tau bahwa Allah ta'ala itu melihat.
Hendaknya kita ber i'tikad bahkan wajib sedetik pun
Pandangan Allah tak pernah lepas dari kita.
Allah menyaksikan tiap-tiap sesuatu (apapun aktifitas kita Allah tak pernah lepas dari kita.

-pandangan kasih atau benci dari Allah itu berdampak ada/rasa pada diri kita.
Bila mana Allah memandang atas engkau dengan pandangan murka dan benci.tidak akan memberi mamfaat sekali pun seluruh makhluk memandang dengan cinta dan kasih sayang.
Alllah berfirman:jikalau Allah (menghendaki)datangkan engkau mudharat,tidak bisa menolak kecuali Allah'..
Jangan engkau perhatikan datangnya manusia kepada kita.jangan engkau cari berharap/menuntut/datangkan/suka dengan kita.
Tetapi yang harus kita perhatikan apakah Allah berhadap/suka kepada kita..

-Tanda tanda orang itu Allah berhadap kepadanya.
Ada kenyaman disaat kita sedang bermunajat/beribadah kepada Allah.seperti duduk didlaam mesjid merasa nyaman (beilang{datang}kerumah Allah.karena Allah berhadap kepadanya.
Ada orang berhadap senang,orang berhadap sakit hati ini tanda orang yang tidak ma'rifat.
Jangan engkau cari senangnya manusia, kepada engkau tetapi carilah senangnya Allah kepada engkau.
Mencari senangnya /keridhoan manusia itu tidak ada habisnya #muhibbin232

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia