Langsung ke konten utama

Orang Yang Terdzalimi

Ustadz H. Riza Rahman, Lc
Masjid Al-Jihad Badha Subuh
Minggu, 6 Desember 2020

HAK AL-MADZLUM (orang yang terdzalimi)

Dosa kita terhadap Allah itu mudah diselesaikan apabila kita benar-benar bertaubat. Kita beristigfar saja maka berguguranlah dosa kita, kita berwudhu maka dosa kita juga berguguran, ketika kita berjalan menuju masjid setiap langkahnya maka akan menggugurkan dosa dan mengangkat derajat, begitu juga ketika kita sujud dan rukuk maka dosa kita pun berguguran, bahkan kita tau apabila kita melaksanakan puasa arafah maka hikmahnya akan menghapuskan dosa 2 tahun, yakni setahun di masa lalu dan setahun yang akan datang, dan masih banyak lagi cara untuk kita menggugurkan dosa atas kesalahan yang telah kita perbuat kepada Allah. 

Namun apabila ketika kita memiliki kesalahan kepada manusia maka hal ini yang sangat berat, apabila orang yang terdzalimi minta keadilan kepada Allah maka doa dia mustajab dan benar-benar dikabulkan oleh Allah swt. Kata Rasulullah doa orang yang terdzalimi itu maka tidak ada penghalang antara dirinya dengan Allah, doanya sampai menembus arsy Allah sehingga sangat mudah untuk dikabulkan. Walaupun orang yang terdzalimi ini banyak melakukan kemaksiatan dan pelanggaran, sedangkan orang yang melakukan kedzaliman adalah orang yang sangat baik, tapi Al-Madzlum (orang yang terdzalimi) apabila meminta keadilan dan pembalasan kepada Allah maka doa dia sangat diijabah. Sampai-sampai nabi menyatakan bahwa doa Al-Madzlum "benar-benar diijabahi dan tidak ada keraguan".

- Renungan Bagi Kita Bahwasanya Ada Orang Yang Dzalim, Dan Dibalas Oleh Allah 20 Tahun Kemudian -

Ada seseorang yang datang kepada ulama generasi tabiat tabiin kemudian ia berkata "wahai Syekh, saya mempunyai kehidupan yang sangat sempurna tapi saya sekarang dihadapkan oleh kehidupan yang sangat berat dan saya tidak mengerti kenapa musibah ini datang kepada saya karena musibah ini tidak pernah saya dapatkan sebelumnya dan saya memperkirakan bahwa ini adalah kesalahan saya tapi saya tidak tau kapan saya melakukan kesalahan tersebut"

Kemudian syekh tersebut berkata "Apakah engkau pernah melakukan perbuatan dosa kepada manusia?"

Kata orang tersebut "Saya tidak pernah melakukan dosa dan kedzaliman kepada manusia, kalaulah saya melakukan dosa kepada Allah mungkin itu pernah terjadi"

Kemudian kata ulama tersebut "Apakah engkau pernah melakukan perbuatan dosa kepada manusia 1 tahun sebelumnya baik itu ghibah, fitnah, menghina dll?"

Lalu dia mengatakan "Saya tidak pernah melakukan dosa ghibah, fitnah, hinaan kepada orang selama 1 tahun sebelumnya wahai Syekh"

Ditanya lagi oleh ulama tersebut "Apakah engkau pernah melakukan dosa kedzaliman hak antar manusia di 5 tahun sebelumnya?"

Dia coba ingat-ingat lagi memori 5 tahun sebelumnya apakah dia pernah melakukan dosa terhadap manusia atau tidak. Lalu dia pun berkata "Saya tidak melakukannya wahai syekh". 
Bayangkan ada seseorang yang luar biasa mampu menjaga lisannya selama 5 tahun kepada orang. Dia jaga baik hubungan dan hak-haknya terhadap manusia.

Kemudian ulama tersebut mengatakan lagi "Coba engkau ingat kembali kapan engkau melakukan dosa antar manusia boleh jadi 10 atau 20 tahun yang lalu"

Lalu dia pun mengingat kembali kesalahan dia di masa lalu "dan ternyata dia pun sadar bahwa dia pernah melakukan dosa terhadap manusia di 20 tahun sebelumnya"

Dan ulama tersebut pun mengatakan bahwa "inilah yang saat ini menyebabkan engkau mendapatkan masalah kehidupan yang sangat berat"

Dan ini merupakan dalil bahwa doa orang yang terdzalimi benar-benar diijabah oleh Allah swt. Memang benar doanya tidak dijawab oleh Allah langsung pada saat itu, tapi mungkin di tahun-tahun selanjutnya atau bahkan 20 tahun selanjutnya seperti cerita di atas. Dan itu pasti terjadi sampai orang yang terdzalimi tersebut sudah mendapatkan keadilan baru perkara tersebut selesai. Naudzubillah

Hak Orang Yang terdzalimi itu ada 3, yakni :
1. Dia meminta keadilan di dunia kepada Allah dan doanya pasti diijabah walau mungkin tidak langsung serta merta dijawab oleh Allah saat itu juga, boleh jadi 10 atau bahkan 20 tahun kemudian baru dia merasakan dampak atau musibahnya.

2. Apabila dia tidak menginginkan keadilan pada kehidupan dunia seperti point 1 maka dia bisa menuntut keadilan pada kehidupan akhirat. Boleh jadi silaturahim orang ini masih jalan terhadap orang yang mendzalimi, namun hatinya masih belum bisa memaafkan dan dia minta keadilan pada kehidupan akhirat dan berlakulah hadist Rasulullah :
Rasulullah SAW suatu ketika bertanya kepada sahabat. "Tahukah kalian siapa orang yang bangkut di hari kiamat itu?" Para sahabat menjawab, "Mereka adalah orang yang tidak punya apa-apa dan semua hartanya habis".

Rasulullah pun menjawab, "Bukan. Orang yang bangkrut di hari kiamat adalah mereka yang ketika datang menghadap kepada Allah membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala haji, pahala zakat, namun ketika ditimbang, datanglah seseorang mengadu kepada Allah, 'Ya Allah orang ini ketika di dunia menggunjing saya, merampas hak-hak saya', lalu Allah SWT pun memotong pahala puasanya dan memberikannya kepada orang yang mengadu".

Aduan dari orang lain terus datang kepada orang itu sehingga nyaris semua pahala dari ibadah-ibadah yang dia lakukan diberikan kepada orang yang dia zalimi selama hidup di dunia. 

3. Pilihan yang terakhir adalah pilihan yang sangat mulia namun sangat berat. Dia tidak menuntut keadilan baik di dunia maupun di akhirat, dan apabila dia mengambil pilihan yang ketiga ini maka sangat pantas bagi dirinya untuk masuk ke surga karena dia adalah calon penghuni surga seperti yang pernah dikatakan oleh Rasulullah. 

Ada sebuah kisah yang sangat masyhur tentang seorang sahabat yang disebut sebagai penghuni syurga oleh Rasulullah SAW. Ceritanya, saat Rasulullah sedang mengajar pada sebuah majelis ilmu, tiba-tiba Nabi SAW berhenti dan berkata bahwa di pintu dekat mereka itu nanti akan masuk seorang penghuni syurga.

Kejadian tersebut sempat berulang sebanyak kurang lebih tiga kali. Hingga para sahabat yang tentunya orang-orang berilmu dan ahli ibadah menjadi penasaran juga. Kira-kira semantap apakah amalan yang dilakukan seseorang yang disebut-sebut selalu oleh Rasulullah SAW sebagai penghuni syurga itu?

Adalah Abdullah Ibnu Umar, seorang sahabat lainnya, sangat penasaran dan hendak menyelidiki sang penghuni syurga yang selalu disebut-sebut Rasulullah itu. Lalu Abdullah Ibnu Umar menyambangi orang tersebut, sowan, dan numpang bermalam.

Beberapa hari numpang bermalam di rumah orang tersebut, Abdullah Ibnu Umar tidak kunjung menemukan sesuatu yang istimewa. Sholatnya biasa, sholat malampun biasa saja malah kurang jika dibandingkan Abdullah Ibnu Umar.

Akhirnya, karena penasaran, Abdullah Ibnu Umar berterus terang kepada sahabat itu, dan menceritakan hal ihwal alasannya bermalam disana. Sang penghuni syurga yang disebut Rasulullah SAW tadi dengan jujur mengatakan bahwa tak satupun amalan dia istimewa. Apa yang disaksikan Abdullah Ibnu Umar adalah amalan yang dia biasa lakukan setiap hari. Tak lebih. Tak kurang.

Abdullah Ibnu Umar pun akhirnya beranjak pamit. Setelah berapa langkah berlalu, sang sahabat ahli syurga itu kemudian memanggil Abdullah Ibnu Umar dan berkata bahwa tiada keistimewaan pada dirinya. Hanya saja, dia tidak pernah menyimpan dengki dan dendam pada orang lain. Setiap sebelum tidur dia tafakur, kemudian berdoa dan memaafkan semua orang sehingga dia tidur tanpa menyimpan dengki dan dendam pada siapapun.

“Inilah yang telah mengangkat derajat tuan!” Kata Abdullah Ibnu Umar.

Rasulullah mengatakan bahwa di surga itu akan ada pintu-pintu. Ada pintu jihad diperuntukan untuk orang yang berjihad, ada pintu shalat yang diperuntukan kepada orang yang gemar shalat, ada pintu Ar-Rayyan diperuntukan bagi orang yang rajin berpuasa, ada pintu Al-Afina diperuntukan bagi orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Maka siapapun bagi orang yang mudah memberikan maaf kepada orang lain, maka dia memiliki peluang besar untuk masuk surga Allah melalui pintu Al-'Afina ini. 

Sekali lagi bahwa Al-Madzlum (orang yang terdzalimi) memiliki 3 pilihan, yakni menuntut hak nya di dunia dan ini pasti diijabah oleh Allah walau tidak saat itu juga, kemudian pilihan kedua dia menuntut di kehidupan akhirat, maka pelaku dzalim tersebut akan menjadi orang yang bangkrut karena transfer pahala kepada Al-Madzlum, dan yang ketiga adalah pilihan yang sangat mulia yakni memaafkan kesalahan orang lain, dan dia sangat layak untuk masuk surga karena dia adalah calon penghuni surga seperti yang dikatakan Rasulullah. Dan dia akan masuk surga melalui pintu yang namanya Al-'Afina.

Ingat, konsep hidup dalam kehidupan dunia ini bahwasanya selama kita melakukan kesalahan kepada Allah maka apabila kita benar-benar bertaubat kepada Allah, kita beristigfar, bahkan kita berwudhu saja in syaAllah dosa kita sudah berguguran. Namun apabila kita melakukan dosa, kedzaliman, ghibah, fitnah dan lain sebagainya kepada manusia maka ini sangat berat apabila kita segera meminta ridho kepada dia. Sehingga kata para ulama apabila kalian menjaga hubungan kepada manusia, maka kalian akan mudah menjaga hubungan kepada Allah swt.

Semoga kita bisa menjadi orang yang pemaaf dan pantas untuk masuk surga Allah melalui pintu Al-'Afina ini. Aamiin ya rabbal alamin....

✍Akhmad Faishal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia