Langsung ke konten utama

Keutamaan Pendidikan Akhlak Sejak Dini

udah banyak contoh bagaimana orang tergelincir karena rendahnya akhlak. Meskipun orang tersebut pintar secara
intelektual dan lulus dari perguruan tinggi ternama, karier dan kehidupannya hancur karena tidak memiliki akhlak yang baik.

Selidik punya selidik, ternyata orang tersebut sejak kecil memang minim mendapatkan pendidikan akhlak. Orangtuanya menginginkan ia meraih prestasi tinggi dalam bidang akademik. 

Ia diajari untuk bersaing dan menyombongkan kemenangannya. Ia pun diajarkan untuk pelit terhadap ilmu, mementingkan diri sendiri (cuek), dan bergelimang kemewahan, la benar-benar dicetak menjadi anak supercerdas secara akademik, namun benar-benar rendah secara akhlak.

Dengan penemuan Daniel Goleman tentang kecerdasan emosional (EQ) tersadarlah orang bahwa kunci sukses seorang manusia bukanlah padakecerdasan intelektualnya(IQ), tetapipadakecerdasan emosionalnya
(EQ) alias akhlak. 

Lalu, siapa yang menafikan bahwa Nabi Muhammad saw menjadi manusia yang paling sukses di dunia ini karena ketinggian akhlaknya? Jauh sebelum Goleman mengeluarkan teori EQ, Rasulullah saw sudah memberikan contoh dan melalui hadits serta sunnah, beliau
banyak berbicara tentang pentingnya akhlak. Tidak kurang, Rasulullah saw pun mementingkan pendidikan akhlak sejak usia dini bagi anak-anak karena menjadi dasar pembentukan karakter Muslim yang kuat, tangguh, dan berbudi luhur.

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR al-Bazzaar) Oleh karena itu, agama Islam telah menyiapkan kurikulum sekaligus contoh yang sempurna dalam pendidikan akhlak ini. 

Andai saja kaum Muslim memahami dan mempraktikkan tuntunan ini dalam
mengasuh dan mendidik anak, niscaya generasi Muslim yang akan datang dapat terselamatkan dari pencemaran akhlak. Kita ketahui bahwa pencemar akhlak saat ini banyak sekali jenisnya, seperti,

1. perilaku buruk orangtua atau keluarga  terdekat; perilaku buruk teman;

3. perilaku buruk para guru;

4. informasi sampah dari media massa, seperti televisi, radio,
internet, koran, dan majalah;

5. idola yang menyesatkan.Semua itu harus diantisipasi sejak dimulainya pengasuhan anak pada masa bayi hingga akhirnya ia dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Pola asuh yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan al-Quran dan al-Hadits  meniscayakan munculnya generasi yang saleh. Ingatlah janji Allah bahwa anak yang saleh dapat menyelamatkan
orangtua karena pahalanya terus mengalir walaupun orangtua sudah meninggal dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia