Langsung ke konten utama

Wasiat Nabi kepada Abu Hurairah

Kajian Ba'da subuh di Masjid Masba'ul huda Rantau
Penceramah : Ustad Mas'udi HS
Hari : sabtu
Tanggal :  1 Jumadil awal 1441 / 28 Desember 2019 Ba'da subuh

*_Wasiat Nabi kepada Abu Hurairah_*

Abu Hurairah adalah sahabat yg paling banyak meriwatkan hadist rasul, hampir 6 ribu hadist beliau riwayat kan, padahal beliau adalah salah satu sahabat yg baru masuk Islam pada tahun ke 6 atau 7 H, 3 atau 4 empat tahun sebelum nabi wafat, sedang kan sahabat yg lain SDH dlu masuk islam, tetapi abu Hurairah adalah sahabat yg sangat cerdas dimana setiap Rasul turun dari rumah, dia berdiri disamping pintu nabi, dia memegang satu catatan, kaki mana yg lebih dahulu dilangkahkan oleh Nabi, bacaan apa yg diucapkan oleh nabi bagaimana berjalan nya nabi, itu semua dicatat oleh abu Hurairah sehingga beliau mendapatkan informasi hadist yg luar biasa.

Wasiat Nabi kepada Abu Hurairah
ini, terabadikan dalam sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam salah satu ba di kitab Sahih Bukhari-nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Dari Abu Hurairah RA. berkata, “Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah SAW) untuk melakukan tiga hal yang tak akan aku tinggalkan hingga meninggal dunia, yaitu:
1. puasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh),
2. shalat dhuha dan
3. tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.” (HR. Al-Bukhari)

*1. puasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh)*

 yaitu puasa setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan qamariyah. Puasa ini juga bisa disebut dengan puasa Ayyamul Bidh. Disebut dengan Ayyamul Bidh karena pada malam-malam tersebut tersinari dengan sinar putih cahaya rembulan yang sedang purnama
bukan puasa putih yg mana makanan serba putih ini adalah puasa yg TDK disunahkan.

Puasa ayyamul bidh sebelum ada puasa ramadhan adalah wajib, sampai walaupun nabi saat keadaan Safar beliau tetap melaksanakan puasa ayyamul bidh, beliau TDK pernah meninggalkan puasa ini.

*2. Jgn meninggalkan 2 rakaat sholat Dhuha.*

Sholat Dhuha ini sekalipun beliau dalam keadaan Safar beliau tdk mengerjakan, sholat Dhuha itu dikerjakan oleh orang yg mukimin

*3. Melaksanakan sholat witir sebelum tidur*

sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ

“Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (Hr. Ahmad: 15704, Abu Daud: 1227, Nasa’i: 1661, dan Tirmidzi: 432; dinilai shahih oeh Ibnu Hibban)

Kenapa nabi memerintahkan sholat witir sebelum tidur, krn nabi meantisipasi takut kita TDK terbangun.

*_Dan rasul melarang ku_*

*1. Sholat dgn menoleh ke kanan dan kiri*

Hadist ini seirama dgn Hadist larangan nabi terhadap org yg sholat meangkat pandangan.mata.

Rasulullah memberikan ancaman kepada orang yang shalat dengan pandangan mata ke arah atas. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda

“Hendaklah orang-orang itu segera menghentikan untuk mengangkat pandangan mereka ke langit saat shalat, atau sungguh akan disambar pengelihatan mereka.” (HR. Muslim no. 965)

Artinya keras sekali larangan rasul terhadap yg sholat seperti itu, sampai nabi mengatakan TDK takut kh kalian Allah cabut penglihatan mu.

Artinya kita diperintahkan Sholat menundukkan pandangan ketempat sujud

Apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, (4/332) Hakim, (1/652) dari Aisyar radhillahu anha berkata:

“Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam masuk Ka’bah, tidak melepas pandangannya dari tempat sujudnya sampai keluar darinya.” Dinyatakan shoheh Albani di ‘Sifat Sholat Nabi sallallahu alaihi wa sallam.

*2. Rasul melarang ku sholat dikuburan.*

Kuburan bukan aktivitas utk ibadah, kuburan bukan tempat utk ibadah, bila kita datang kesana kita hanya dianjurkan utk hanya mendoakan yg ada di dalam kubur.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلَاتِكُمْ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

Laksanakanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian dan janganlah kalian menjadikannya kuburan. [HR. Bukhâri (I/528-529 no. 432) dari Ibn Umar Radhiyallahu anhuma]

Maksudnya adalah TDK ada aktivitas ibadah dikuburan dan bacalah Al Qur'an dirumah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan,

 “Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” 
(HR. Muslim no. 780, dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-)

Hadist ini menjelaskan bahwa Al Qur'an dibaca bukan dikuburan tetapi dirumah atau dimasjid

Ka’ab bin Al-Ahbar;  mengatakan bahwa benteng-benteng orang-orang mukmin yang dapat melindunginya dari setan-setan itu ada tiga :

```1. Masjid```

Masjid dapat menjadi benteng pelindung bagi orang-orang mukmin dari setan karena ia merupakan tempatnya orang-orang yang mengingat Allah swt. atau berdzikir dan juga tempatnya para malaikat.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:

(1) imam yang adil,
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
*(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid*
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, no. 561; Tirmidzi, no. 223. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

```2. dzikirullah (mengingat Allah)```

Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa setan akan lenyap jika mendengar dzikrullah. Terutama dzikir la haula walaa quwwata illaa billaah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah).

```3.  bacaan Al-Qur’an.```

Bacaan Al-Qur’an juga dapat melindungi orang-orang mukmin dari setan, terutama ayat kursi.

*3. Rasul melarangku sujud seperti anjing duduk*

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Seimbanglah di dalam sujud, dan janganlah seseorang dari kamu menghamparkan kedua lengannya seperti terhamparnya (kaki) anjing." (HR Bukhari no. 822 dan Muslim no. 493)

*4. Rasul melarang ku sholat seperti ayam mengambil makanan*

Dari Abu ‘Abdullah al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku’nya dan mematuk di dalam sujudnya ketika ia sedang shalat, lalu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang ini mati dalam keadaannya ini, maka ia benar-benar mati tidak di atas agama Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,” lalu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan mematuk di dalam sujudnya, (ialah) seperti orang lapar makan satu biji kurma, padahal dua biji kurma saja tidak bisa mencukupinya”.

Dalam Musnad Imam Ahmad dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda,

“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari shalat?”. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya.” (HR: Ahmad no 11532)

Wallahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia