Langsung ke konten utama

Di antara (sumber) kebahagiaan anak Adam ialah tiga hal

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara (sumber) kebahagiaan anak Adam ialah tiga hal: istri yang shalihah, tempat tinggal yang baik, dan kenda­raan yang bagus. Dan di antara (sumber) kesengsaraan anak Adam ialah: istri yang jahat, tempat tinggal yang buruk, dan kendaraan yang jelek.” (HR. Ahmad. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Di dalam riwayat lain disebutkan,
“Dan ada tiga hal dari kesengsaraan: istri yang ketika engkau melihatnya, maka ia bersikap buruk kepadamu dan lidah (ucapan)nya menyerangmu, kendaraan yang lambat jalannya, jika engkau memukulnya, maka ia akan membuatmu kelelahan, dan jika engkau membiarkannya, maka engkau tidak bisa menyusul teman-temanmu, dan rumah yang sempit dan sedikit fasilitas.” (HR. Hakim)
Jadi, wanita bisa menjadi sumber kebahagiaan tetapi juga bisa menjadi sumber kesialan bagi laki-laki yang menikahinya jika ia menjadi kendala bagi suaminya untuk mengamalkan ajaran agamanya dan tidak bisa menjadi pendukungnya dalam merealisasikan hal itu. Ia membuat suaminya berorientasi duniawi dan bukan sebaliknya. Ia juga suka melakukan sesuatu yang tidak disukai suaminya di rumahnya, sehingga suaminya terdorong untuk lari meninggalkan rumah, dan bukan sebaliknya membuat suaminya betah di rumah.
Oleh karena itu apabila seorang pemuda yang sukses di dalam hidupnya menikah dengan wanita yang tidak shalihah, maka wanita itu akan menjadi sumber kesialan baginya dan mem­buatnya kehilangan kesuksesan tersebut.
Dan apabila seorang pemuda menikah dengan wanita yang shalihah, maka wanita itu akan menjadi sumber kebaikan baginya. la akan menjadi shalih berkat keshalihan istrinya. Ia juga akan sukses di dalam hidupnya, dan melapang­kan jalannya menuju (kebahagiaan) Akhirat.
Disalin dari buku “Aku Tersanjung” (Kumpulan Hadits-hadits Pemberdayaan Wanita dari Kitab Shahih Bukhari & Muslim Berikut Penjelasannya), Karya Muhammad Rasyid al-Uwayyid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia