Langsung ke konten utama

MEMAAFKAN

*_Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh_*

Saat itu kami makan di sebuah rumah makan cukup ternama, seorang gadis remaja melayani kami. Saat ikan pesanan kami akan diletakkannya di atas meja, piring dalam genggamannya miring sehingga menumpahkan saus ikan tersebut ke atas tas saya.

Saya merasa sangat marah. Akan tetapi sebelum mengatakan sesuatu, putri saya berdiri kemudian menghampiri pelayan tersebut seraya tersenyum dan menepuk pundaknya kemudian berkata "Tidak apa2...". Sungguh saya terkejut dibuatnya apalagi saat gadis yang merasa bersalah tersebut ketakutan seraya meminta maaf, "Maaf ibu, akan saya ambilkan lap untuk membersihkannya". Tetapi apa yang dikatakan putri saya? Dia mengatakan dengan sangat lembut seperti pelayan itu adalah sahabatnya... "Sudahlah, tidak apa2 nanti akan saya bersihkan saat pulang". Hal inilah yang membuat emosi saya berpindah dari kepada pelayan jadi kepada anak saya sendiri. Hampir saja acara makan malam itu menjadi makan malam tidak menyenangkan seandainya putri saya tidak bercerita.

Dia mengatakan waktu kuliah di Eropa beberapa tahun lalu, dia sempat bekerja di sebuah restoran untuk mengisi liburan karena kami tidak memperkenankannya pulang selama menjalani pendidikan. Putri saya mengatakan, pada hari pertama bekerja dirinya melakukan kesalahan fatal saat ditugaskan mencuci gelas2 didapur. Saat itu tanpa disengaja dia memecahkan tumpukan gelas mahal. Mulutnya tergetar saat bercerita bahwa saat itu dirinya serasa berada di neraka. Akan tetapi bagaimana reaksi bosnya? Bosnya menghampiri lalu memeluk sambil berkata "Kamu tidak apa2 kan?". Putriku hanya mengangguk, kemudian bosnya menyuruhnya melakukan pekerjaan lain yaitu melayani tamu sementara bosnya meminta pegawai petugas kebersihan untuk membersihkan pecahan kaca. Sebuah tamparan yang lebih menyakitkan dibanding dimarahi kemudian disuruh menyelesaikan keselahannya.

Akan tetapi saat itulah terjadi kesalahan lainnya. Karena masih gemetar akibat peristiwa sebelumnya, saat menuangkan minuman kedalam gelas tamu, minuman tersebut terpercik pada gaun tamu. "Matilah aku" kata putriku, "pasti bos akan langsung memecatku". Akan tetapi tanpa di-sangka2 tamu tersebut tidak mempermasalahkan dan berkata... "Tidak apa2 nanti bisa saya bersihkan", sambil berdiri menepuk pundak putriku lalu menuju toilet. 

Putriku menatap mataku sambil menutup ceritanya, "Ma, apabila orang bisa memafkan saya saat melakukan kesalahan. Apakah mama tidak bisa memaafkan orang lain jika melakukan kesalahan hampir sama...?" 

Sungguh saya terenyuh mendengar cerita pengalamannya. Sebuah kesalahan telah membuat sikapnya menjadi lebih bijak untuk bisa memaafkan orang lain. 

Menyadari kita juga bisa melakukan kesalahan, akan membuat kita lebih bijak untuk bisa memaafkan orang lain.

*_Selamat menunaikan ibadah sholat subuh , semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia