Langsung ke konten utama

Tidak Berlebih-lebihan dalam Beribadah

ONE DAY ONE HADIST
Rabu, 26 September 2018 / 16 Muharrom 1440

Tidak Berlebih-lebihan dalam Beribadah

عن أنس رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ ثَلاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أزْوَاجِ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا أُخْبِروا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا وَقَالُوا: أَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم قدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأخَّرَ. قَالَ أحدُهُم: أمَّا أنا فَأُصَلِّي اللَّيلَ أبدًا. وَقالَ الآخَرُ: وَأَنَا أصُومُ الدَّهْرَ وَلا أُفْطِرُ. وَقالَ الآخر: وَأَنا أعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلا أتَزَوَّجُ أبَدًا. فجاء رسولُ الله صلى الله عليه وسلم إليهم، فَقَالَ: ((أنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا؟ أَمَا واللهِ إنِّي لأخْشَاكُمْ للهِ، وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أصُومُ وَأُفْطِرُ، وأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّساءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Anas r.a., katanya: Ada tiga macam orang datang ke rumah isteri-isteri Nabi s.a.w. menanyakan tentang hal bagaimana ibadahnya Nabi s.a.w. Kemudian setelah mereka diberitahu lalu seolah-olah mereka menganggap amat sedikit saja ibadah beliau. s.a.w. itu. Mereka lalu berkata: "Ah, di manakah kita ini - maksudnya: Kita ini jauh perbedaannya kalau dibandingkan - dari Nabi s.a.w. sedangkan beliau itu telah diampuni segala dosanya yang lampau dan yang kemudian."
Seorang dari mereka itu berkata: "Adapun saya ini, maka saya bersembahyang semalam suntuk selama-lamanya." Yang lainnya berkata: "Adapun saya, maka saya berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah saya berbuka." Yang seorang lagi berkata: "Adapun saya, maka saya menjauhi para wanita, maka sayapun tidak akan kawin selama-lamanya."
Rasulullah s.a.w. kemudian mendatangi mereka lalu bersabda: "Engkau semuakah yang mengatakan demikian, demikian? Wahai, demi Allah, sesungguhnya saya ini adalah orang yang paling taqwa di antara engkau semua kepada Allah dan paling takut kepadaNya, tetapi saya juga berpuasa dan juga berbuka, sayapun bersembahyang tetapi juga tidur, juga saya kawin dengan para wanita. Maka barangsiapa yang enggan pada cara perjalananku, maka ia bukanlah termasuk dalam golonganku." (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Hadist ini memberi petunjuk larangan berlebihan-lebihan didalam agama dan tasyabuh dengan orang-orang yang suka membikin bid'ah.
2- Bukankah yang terbaik bagi orang yang berpuasa agar berbuka sehingga akan kuat berpuasa lagi? Tidur (istirahat) untuk mengembalikan stamina tubuh untuk bangun malam? Dan menikah untuk memelihara pandangan dan kemaluannya?
3- Maksud dari sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,” siapa yang membenci sunnahku”(ajaranku) “ia tidak termasuk umatku” yakni tidak termasuk golongan umat lurus yang menjalankan syariat Islam dengan benar.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

- Orang-orang yang berhasil meraih semua kebaikan dan selamat dari semua keburukan di dunia dan akhirat.

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut melanggar perintah Allah serta, menjaga dirinya jangan  terkena azab Allah, maka merekalah orang-orang yang beroleh kemenangan.
[Surat An-Nur 52]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia