Langsung ke konten utama

Jika Anda takut mengenai harta Anda...*

🧡 Jika Anda takut harta Anda tercuri, simpanlah dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda hilang, jagalah dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda berkurang, tabunglah dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda musnah, hancur atau binasa, awetkan dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda sia-sia, manfaatkan dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda diperebutkan, amankan dengan menshadaqahkannya.

🧡 Jika Anda takut harta Anda disalahfungsikan, gunakan dengan menshadaqahkannya.

📜 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.

_“Barangsiapa yang bershadaqah dengan sesuatu (walaupun hanya) senilai sebutir kurma, dari usaha yang halal, -sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik)- maka Allah akan menerima shadaqahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya, untuk pemiliknya, seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya, hingga shadaqah tersebut menjadi besar seperti gunung.”_ *[Shahih Al-Bukhari, no. 1410 dan Shahih Muslim, no. 1014]*

📜 Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi bersabda,

لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ

_“Tidaklah seseorang bershadaqah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil shadaqah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu”_  *[Shahih Muslim no. 1014]*

🍇 Jadi jangan pernah ragu bahwa Allah adalah sebaik-baik penjamin. Inilah jaminan dari Allah. Allah tak pernah ingkar janji. Allah kembangkan harta yang kita shadaqahkan menjadi harta yang besar, banyak dan melimpah. Luar biasa!

📻 Coba kita pikir, apa untungnya bagi Allah melakukan itu untuk kita? Kalau bukan karena memang Allah adalah Maha Kaya dan Maha Mengkayakan, tak akan mungkin kita seberuntung ini. Allah tanpa pamrih ‘berbuat’ untuk kita. Allah limpahkan karunia-Nya sehingga harta kita semakin banyak dengan kita menshadaqahkannya.

📦 Walaupun hanya sebagian saja yang kita shadaqahkan, harta kita akan berkembang secara dahsyat dan menakjubkan. Tidak ada atasan yang rela seperti itu. Tidak ada bawahan yang sanggup seperti itu. Tidak akan ada satupun tuhan-tuhan selain Allah yang bisa seperti itu. Hanya Allah. Hanya Allah Maha Memberi.

🏦 Harta yang kita simpan, kita genggam, kita jaga, kita persiapkan untuk keperluan ini dan itu, untuk kebutuhan ini dan itu, untuk besok, lusa dan masa depan, justru tidak akan berkembang. Mungkin bisa mencukupi hajat yang sudah kita perhitungkan. Hal itu juga merupakan nikmat dari Allah.

🎪 Namun, sadarlah bahwa Allah Maha Mencukupi, yang seandainya kita menggantungkan nasib kita kepada-Nya, *dengan kita menshadaqahkan harta kita, Allah yang akan menjadikan hajat kita terpenuhi ditambah dengan harta yang berlebih.* Bukankah kita ingin punya harta yang lebih dari cukup?

🚀 Bukan hanya itu, Allah juga menyimpan sekian persen dari harta kita yang sudah Allah kembangkan tersebut, Allah simpan untuk kita nikmati di Akhirat. Istimewa! Ini yang kita harapkan.

🚜 Ini bukan bentuk tidak ikhlash. Justru inilah ikhlash karena mengandung iman dengan sifat-sifat Allah Yang Maha Kaya, Maha Memberi Nikmat, Maha Membuka, Maha Mencukupi dan lain sebagainya. Bukankah secara tegas dan tandas serta lugas sekali hadits di atas? Bahwa Allah yang menjanjikan, disampaikan oleh Rasul Sang Utusan.

📜 Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,

لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ

_“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa menshadaqahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizqi untukmu.”_ Dalam riwayat lain disebutkan,

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

_“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barakah rizqi tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”_ *[Shahih Al-Bukhari no. 1433 dan Shahih Muslim no. 1029, 88]*

📺 Ibnu Baththal menerangkan riwayat pertama di atas dengan mengatakan, “Janganlah engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa menshadaqahkannya (menzakatkannya). Janganlah engkau enggan bershadaqah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini, Allah akan menahan rizqi untukmu sebagaimana Allah menahan rizqi untuk para peminta-minta.” *[Syarh Shahih Al-Bukhari, 4/435-436, Maktabah Ar-Rusyd, cetakan kedua, tahun 1423 H]*

⏰ Hadits ini menunjukkan larangan enggan bershadaqah karena takut harta berkurang. Kekhawatiran semacam ini adalah sebab hilangnya barokah dari harta tersebut. Karena Allah berjanji akan memberi balasan bagi orang yang berinfaq tanpa batasan. Inilah yang diterangkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani. *[Fath Al-Bari, 3/300]*

📺 Ibnu Baththal mengatakan, “Hadits ini menunjukkan shadaqah (zakat) itu dapat mengembangkan harta. Maksudnya adalah shadaqah merupakan sebab semakin berkah dan bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta, namun enggan untuk bershadaqah (mengeluarkan zakat), maka Allah akan menahan rizqi untuknya. Allah akan menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan perkembangan hartanya.” *[Syarh Shahih Al-Bukhari, 3/436]*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia