Ketahuilah bahwa perumpamaan hamba yang lupa akan diri dan hartanya adalah seperti orang berangkat berhaji yang berhenti di persimpangan jalan.
Ia terus saja memberi makan untanya, menjaganya, membersihkannya dan menghiasinya dengan berbagai macam pakaian.
Ia terus memberinya berbagai macam rerumputan dan memberinya minum dengan air dingin yang menyegarkan, hingga ia kehilangan rombongannya dan melupakan hajinya.
Maka tinggallah ia seorang diri di tengah gurun yang rawan dengan serangan binatang buas.
Padahal orang berakal pasti tidak akan dilalaikan oleh urusan untanya kecuali hanya sebatas kebutuhan.
Demikian pula halnya dengan orang yang memperhatikan masalah akhirat. Ia tidak akan disibukkan oleh urusan pribadi dan dunianya kecuali hanya sebatas untuk menguatkan kemampuannya untuk meniti jalan menuju akhirat.
Dengan demikian, ada sebagian orang yang dikuasai oleh nafsu syahwat dan kelalaian sehingga keberadaan mereka di dunia hanya untuk makan dan berpakaian semata.
Sebagian lagi mengetahui untuk apa mereka diciptakan, maka mereka mempersiapkan diri dan memanfaatkan dunia sebatas yang dibutuhkan saja, tidak berlebih-lebihan.
*ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ*
.
[ _Ihya' 'Ulumuddin_ lil Al-Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali ]
Komentar
Posting Komentar