Langsung ke konten utama

Jangan tiup makanan atau air panas

" Orang Yang Bahagia Bukanlah Orang Yang Memiliki Segalanya "

Orang yang bahagia bukanlah orang yang memiliki segalanya, tetapi saat segalanya dapat dirasakan cukup dan dinikmati dengan hati bersyukur menjadikannya orang yang berbahagia

Bahagia seringkali menjadi tujuan utama manusia, asal bisa bahagia segala carapun akan di tempuh, dengan dalih karena hidup hanya satu kali saja. Alhasil terkadang bukannya bahagia justru menderita karena mencari bahagia dengan cara yang salah.

Ada begitu banyak orang “gagal paham” dengan memandang sebuah kebahagiaan yang di ukur secara materi atau harafiah. Lalu bagaimana mungkin bisa berbahagia jika keadaan begitu tidak mendukung, terlilit banyak hutang, masalah yang datang bertubi-tubi ?

Bahagia bukanlah sebuah tujuan akhir, bahagia adalah sebuah keputusan yang diambil dalam sebuah perjalanan.

Didalam sebuah perjalanan hidup, siapapun juga baik miskin ataupun kaya, tua ataupun muda, mereka akan menemui pasir, debu, krikil-krikil, batu, bahkan lubang dalam perjalanan yang dilaluinya. Mereka tidak pernah meminta untuk berjumpa dengan berbagai hambatan dalam hidupnya. Jika boleh meminta tentu saja kita akan memilih sebuah perjalanan hidup yang mulus dan sempurna menurut pandangan kita masing-masing.

Nyatanya TIDAK BISA!

Lalu siapa yang berkata bahwa orang yang kaya raya pasti berbahagia?

Siapa juga yang berkata bahwa mereka yang hidup sederhana dan biasa saja tidak bahagia?

Mereka yang berkata demikian adalah mereka yang belum dapat berbesar hati untuk mensyukuri keadaannya.

Jika kupu-kupu dapat berbicara, maka ia akan memohon agar langsung diciptakan tanpa menjadi ulat terlebih dahulu. Jika Mutiara yang cantik dapat berbicara, ia pun akan memohon untuk diciptakan tanpa harus melalui proses yang menyakitkan. Jika sebuah kalung emas yang indah dapat berkata maka ia pun tidak ingin dibakar sedemikian rupa hingga terbentuk menjadi emas murni yang cantik.

Perjalanan hidup adalah sebuah proses, bersyukurlah akan keberadaan kita, apa yang sudah kita miliki dan keadaan apapun yang sedang kita hadapi. Lalui semua dengan rasa syukur dan terus berjuang maka niscaya kita semua dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini.

<3 Silahkan di share jika bermanfaat, terimakasih. <

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia