Kendati hanya beberapa saja tokoh guru atau pendidik yang saya cantumkan di
bawah ini, namun ini sudah cukup menjadi bukti nyata bagi kita semua bahwa guru
mampu tampil sebagai agen perubahan yang luar biasa. Siapakah mereka? Inilah
beberapa tokoh guru atau pendidik yang saya maksudkan.
Muslimah Hapsari
Jika Anda sudah membaca novel atau menonton Laskar Pelangi, saya yakin Anda sudah mengenal tokoh guru yang satu ini. Namanya Muslimah, atau lengkapnya Muslimah Hapsari.
Beliau adalah seorang guru yang berasal dari Gantong,
wilayah sisi timur pulau Belitung. Atas jasanya, Muslimah Hapsari
dianugerahi bintang Satyalencana Pendidikan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Di novel maupun film, Bu Muslimah digambarkan sebagai Sosok guru yang luar biasa namun rendah hati. Dedikasinya mendidik murid-muridnya digambarkan hampir mirip dengan keadaan yang sebenarnya.
Sehingga membuat pemirsa film dan pembaca novel Laskar Pelangi terkagum-kagum kepadanya."Sebagian besar (dalam film dan novel Laskar Pelangi) memang begitu adanya. Itu cerita nyata, ujar Muslimah suatu ketika Menurut sebuah sumber, bu Mus, begitu ia biasa dipanggil. adalah tamatan SKP (Sekolah Kepandaian Putri).
Beliau digambarkan sebagai seorang guru yang tak gampang menyerah.Walau hujan mengguyur, ia tetap datang untuk mengajar berbekal daun pisang sebagai pelindung. la juga guru yang tidak pernah membeda-bedakan muridnya. Ketulusan dan kasih sayangnya diberikan kepada semua anak didiknya, tanpa kecuali. la juga tipe guru yang tidak suka bolos.
Walau sekolah tempatnya mengajar bangunannya sudah rusak, semangatnya tak pernah surut. Ia mengurusi anak-anak miskin, walau gaji yang diperoleh tak sebanding dengan jerih payahnya. Bersama Bapak Harfan Effendi Noor yang menjabat sebagai kepala sekolah, wanita sederhana ini juga tak pernah tergoda oleh fenomena gemerlapnya kota, sehingga ia lebih memilih untuk tetap tinggal di kampung halamannya.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu-membahu membesarkan hati murid-muridnya, agar percaya diri, berani berkompetisi, serta menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari murid-muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apa pun.
Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Bu Mus dan Pak Harfan juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhammadiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Bu Mus dan Pak Harfan tetap hidup dalam hati murid-muridnya.
Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena di antara sebelas orang anggota Laskar Pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and developnent manager di salah satu perusahaan multinasional paling penting di negeri ini.
Ada juga yang mendapatkan beasiswa international kemudian melakukan research di Université Paris -Sorbonne dan lulus dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris. Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan.
Banyak hal-hal inspiratif yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup Bu Mus dan Pak Harfan ini. Perjalanan hidup mereka memperlihatkan kepada kita bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan.
Keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Tidak semata- mata tergantung pada ketersediaan fasilitas yang melimpah.
Komentar
Posting Komentar