Langsung ke konten utama

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

 Beberapa faedah melakukan Puasa Dzulhijjah ini banyak terkait dengan beberapa hari penting yang terdapat dalam bulan Dzulhijjah. Misalnya, saat tersebut umat Islam melaksanakan ibadah haji, hari raya Idul Adha, dan lain sebagainya. Secara umum, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini memiliki beberapa keutamaan dan keberkahan, dan penjelasannya sebagai berikut:
 1. Beramal shalih pada sepuluh hari ini memiliki keutamaan yang lebih dibanding dengan hari-hari lainnya.
 2. Said bin Jubair Ra. meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas Ra. yang berkata "Jika kamu masuk ke dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya)." (HR. Darimi).
 3. Penjelasan yang lain dikutip dari kitab Fathul Baari Ibnu Hajar, ia berkata:"Sebab yang jelas tentang keistimewaan sepuluh hari di bulan Dzulhijah adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama; yaitu shalat, puasa, shadaqah, dan haji. Dan, itu tidak ada di hari-hari selainnya.
4. Keutamaan yang lebih khusus pada hari kesemti sebagai hari Arafah. Pada hari ini, para jamaah h melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf merupakan ruk utama dari ibadah Haji. Karenanya, hari tersebut menjadi hari yang memiliki keutamaan yang agung da keberkahan yang melimpah. Di antara keutamaanny adalah bahwa Allah menggugurkan dosa dosa (kecli selama dua tahun bagi orang yang berpuasa pada hari Arafah. Hal ini sebagaimana di jelaskan dalam puass Asyura secara khusus. 
5. Keutamaan hari kesepuluh bulan Dzulhijjah, yaitu Idul Adha, yang disebut juga yaumun nahr. Dalil yang menunjukkan keutamaan dan keagungan hari Idul Adha adalah hadits yang diriwayatkan oleh'Abdullah bin Qurth Ra. dari Rasulullah Saw. bahwa beliau bersabda: "Hari teragung di sisiAllah adalah hari Idul Adha (Yaumun Nahr), kemudian sehari setelahnya" (HR. Abu Dawud).
 6. Rasulullah Saw. menyebut hari yang agung ini sebagai hari Haji Akbar. Sebab, sebagian besar amalan-amalan manasik haji dilakukan pada hari ini, seperti menyembelih qurban, memotong rambut, melontar jumrah, dan thawaf mengelilingi Ka'bah. Kemudian, pada hari yang penuh berkah ini, kaum muslimin berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia