Fenomena lain yang juga termasuk kesalahan berpikir para orangtua dan faktor pemicu kegagalan menanamkan akhlak mulia adalah menganggap biasa akhlak yang buruk.
Seorang anak yang suka memukul anak lain kerapkali menjadi canda orangtuanya bahwa anaknya seorang jagoan. Hal ini mungkin sama dengan orangtua yang menganggap anak gemuk sebagai anak yang sehat, padahal itu adalah gejala obesitas yang bisa membahayakan kesehatannya.
Akhlak yang buruk, seperti berbohong, mencuri, berkata kotor, atau minder dianggap biasa oleh orangtua karena menganggap anak itu belum bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Jika orangtua tanggap dan coba memperbaiki, tentu tidak akan menjadi masalah.
Hal yang menjadi masalah adalah, jika orangtua hanya membiarkan dan tidak menganggapnya sebagai masalah serius kelak. Ingatlah pepatah, “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit".
Begitupun akhlak buruk, walaupun tampak kecil dan sepele, lama-lama akan menjadi kebiasaan sehingga akhirnya membentuk karakter buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar