Langsung ke konten utama

Kita perlu memiliki hati yang cukup



“Kita perlu memiliki hati yang cukup berani untuk melepaskan apa-apa yang tidak perlu digenggam, lalu beranjak, dan merapikan ruang.”
Dalam setiap perjalanan berkendara, kita selalu diminta untuk hanya membawa beban seadanya: tidak perlu semua dibawa, yang penting cukup dan sesuai kebutuhan. Beban yang memberatkan karena melampaui batas kapasitas biasanya akan diminta untuk dikurangi, ditinggal, atau dikeluarkan. Sebab, jika tidak, semua hanya akan memenuhi ruang, memberatkan perjalanan, mengurangi kecepatan, atau malah membuat moda-moda yang ada tidak dapat berjalan.
Hal yang sama terjadi pula dalam setiap perjalanan kehidupan. Pergerakan dalam perjalanan kita akan banyak terhambat jika ruang di hati dan pikir kita berisi terlalu banyak beban. Beban itu, pada akhirnya bisa mewujud sebagai apa saja: keinginan yang berlebihan, ego dan ambisi yang sulit dikendalikan, luka dan rasa sakit yang dipertahankan, protes tak berkesudahan terhadap setiap ketetapan, atau bahkan perasaan-perasaan yang tidak jelas muaranya, tidak jelas bagaimana ia perlu diperlakukan.
Padahal, ibarat sedang merapikan ruang, kita perlu untuk terlebih dahulu mengeluarkan semua barang yang ada untuk kemudian memasukkannya kembali satu per satu, sesuai dengan kebutuhan. Lantas, bagaimana selebihnya dengan yang tidak dibutuhkan? Buang, tinggalkan, lalu lupakan, sebab jika dipertahankan, semua hanya akan mengaburkan jarak pandang, menghalangi sirkulasi udara, dan membuat berantakan.
Saat hati kita bergemuruh hebat, pundak kita seolah tertunggangi banyak hal berat, dan tidur-tidur malam kita terbangun karena banyak hal rumit yang berkelebat, saat itu ruang hati dan pikir kita ini boleh jadi sedang berisi terlalu banyak beban yang semestinya tidak ada dan tidak memberatkan. Maka, tak salah lagi kita perlu merapikan ruang. Bagaimana bisa? Bagaimana kita akan memulainya?
Lepaskan semua yang tak layak digenggam, ikhlaskan semua yang diinginkan tapi tak berakhir di genggaman, singkirkan semua yang mengganggu dan menggoyahkan pertahanan, tinggalkan segala yang tidak mengindikasikan apa-apa tentang penjelasan yang diharapkan, lalu berserahlah atas segala ketetapan.
Dengan begitu, semoga hati dan pikir kita akan lebih leluasa dan lapang dalam menerima setiap kebaikan di depan.
Ayo kita merapikan ruang, lalu katakan, “Memergikan segala yang pernah ada di hati dan relung pikir itu berat, tapi maaf, aku sedang merapikan ruang. Silahkan beranjak, pulang, dan izinkan aku merapikan ruang.”

Komentar

  1. Bismillah dengan perlahan semoga Allah ta'ala membantu dlm usahaku merapihkan ruang hatiku yg benar2 terkoyak Dan hancur....jazakallahu khoyron pak Ustadz

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia