Langsung ke konten utama

Dosa Zina

Jangan Remehkan Dosa Zina

Semua tahu kaidahnya bahwa, "pacaran memang tidak selalu berakhir zina, tetapi zina pasti dimulai dari pacaran". Para ulama pun mengkategorikan pacaran dengan "taqrobuzzina" atau mendekati zina. Perbuatan ini sama HARAM-nya dengan zina sebab larangan atas keduanya di dalam agama, adalah larangan yang jelas dan tegas.
.
Imam Adz-Dzahabi dalam Kitab Al-Kabair (Dosa-Dosa Besar) mengkategorikan zina sebagai dosa besar yang ke sepuluh. Meskipun dosa tersebut posisi ke sepuluh, tetapi zina merupakan dosa besar yang sama besarnya dengan dosa membunuh, syirik dan memutus silaturahim.
.
Bahkan hukuman zina di dalam Al-Qur'an sungguh berat. Bagi yang belum menikah, dicambuk/di dera 100 kali. Bagi yang sudah menikah (muhson) maka hukumannya adalah rajam dengan batu hingga meninggal. Begitulah aturan agama mengaturnya.
.
Beratnya dosa zina di dunia bahkan sanggup membuat diri kita terkena adzab jika kita tak mencoba mencegahnya, sehingga zina merajalela. Na'udzubillah. Dalam sebuah Hadits Rasulullah saw. bersabda,
.
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ
.
Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
.
Begitulah NGERI-nya dosa zina. Jadi tidak ada yang remeh dalam zina, dan tidak ada yang remeh dalam dosa mendekati zina (baca: Pacaran). Semoga kita diberikan kekuatan untuk menyukseskan Indonesia Tanpa Pacaran.
________________
                         *Semoga bermanfaat*              
              •┈•●●●◎❅❀❦❖❖❦❀❅◎●●●•┈•

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia