Langsung ke konten utama

JANGAN RENDAHKAN PENDOSA


Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :

كانوا يقولون من رمي أخاه بذنب قد تاب إلى الله منه لم يمت حتى يبتليه الله به

"Para sahabat berkata, siapa yang mencela saudaranya karena dosa-dosanya, padahal saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allah, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut" (Ash-Shamtu wa Aadaabul Lisaan hal 165 oleh Ibnu Abid Dunya)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

"Adakalanya seorang hamba berbuat dosa, namun dia masuk Surga, dan adakalanya seseorang mengerjakan ketaatan, namun dia masuk Neraka. Orang-orang pun bertanya : "Bagaimana itu bisa terjadi ?"

Dia berbuat dosa, seolah-olah dosa itu selalu tampak di hadapan matanya. Ketika sedang berdiri, duduk, maupun berjalan dia selalu ingat akan dosa itu, sehingga membuat hatinya luluh, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah. Hal itulah yang menjadi penyebab keselamatannya...

Adapun yang berbuat kebaikan, seakan-akan kebaikan itu selalu saja tampak di hadapan matanya. Ketika dia sedang duduk, berdiri atau pun berjalan, maka dia selalu ingat akan kebaikan itu sehingga telah membuatnya takabur, ujub dan merasa telah mendapat karunia. Hal itulah yang menjadi sebab kebinasaannya" (Madarijus Salikiin I/307-308)

Imam al-Utsaimin rahimahullah berkata :

‏لا تحقر أخاك المسلم، حتى لو لم يفهم مسألة بسيطة فلا تحتقره، فلعل الله يفتح عليه ويتعلم من العلم ما يكون به أعلم منك

"Jangan engkau rendahkan saudaramu yang muslim, walaupun dia tidak bisa memahami sebuah masalah yang sederhana jangan engkau rendahkan dia. Bisa jadi Allah akan membukakan (pintu hidayah) untuknya, dan dia menuntut ilmu yang dengannya menjadi lebih berilmu dibandingkan dirimu" (Syarah al-Arbain an-Nawawiyyah hal 421)

Syaikh Muhammad Ramzan hafizhahullah berkata :

لا تحتقر عاصياً ضعف أمام شهوته، فقد تنام مغتراً بطاعتك، بينما ينام ودمعه على خده ندماً على ما فرط في جنب الله، فيقبله الله وتحرم بغرورك

"Jangan engkau rendahkan pelaku maksiat yang lemah menghadapi syahwatnya. Bisa jadi engkau tidur dalam keadaan tertipu dengan ketaatanmu, sementara dia tidur dalam keadaan air matanya membasahi pipinya karena menyesali perbuatannya meremehkan kewajibannya kepada Allah. Lalu Allah pun menerima taubatnya, sedangkan engkau justru tidak diterima amalmu karena engkau tertipu dengannya"

Ingatlah, bahwa seorang pendosa yang telah menyesal, bertaubat dan selalu merasa hina di hadapan Allah itu "lebih baik", dari pada amal shalih seseorang yang mengantarkannya kepada ujub, sombong dan berbangga hati...

Imam al-Utsaimin rahimahullah berkata :

وكم من إنسان في الدنيا رفيع الجاه معظم عند الناس يكون يوم القيامة من أحقر عباد الله

"Betapa banyak orang di dunia ini memiliki kedudukan yang tinggi dan dimuliakan oleh manusia, namun ternyata di akhirat kelak dia termasuk hamba Allah yang paling hina" (Tafsir Surat al-Waqi’ah hal 328)

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia