Langsung ke konten utama

KIRIMAN PAHALA

Untukmu yang ingin tambahan pahala setelah ajal menjemputnya.

Untukmu yang merasa gundah dengan usia yang sudah senja namun masih sedikit amal baiknya.

Untukmu yang bertaubat di akhir-akhir hayat dan sangat mengharap aliran pahala yang berlipat-lipat.

Kabar gembira dari *Nabi* kita yang tercinta melalui untaian _hadits_nya.

*Beliau*  ﷺ bersabda,

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ.

📋 “Ada *tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal dunia*, padahal dia berada di dalam kuburnya:

✅(1) orang yang mengajarkan ilmu,
✅(2) orang yang mengalirkan sungai (yang terputus)
✅(3) orang yang membuat sumur,
✅(4) orang yang menanam kurma (atau tanaman buah yg lainnya),
✅(5) orang yang membangun masjid,
✅(6) orang yang memberi mushaf Alquran, dan
✅(7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.”

*_[HR. al-Bazzar, dan dihasankan al-Albani dalam shahih al-Jami']_*

*Beliau* _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ juga bersabda,

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

“Di antara amalan yang tetap *mengalir pahalanya bagi seorang mukmin saat dia telah wafat*:

✅(1) ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan,
✅(2) anak shaleh yang dia tinggalkan,
✅(3) mushaf al-Qur'an yang dia bagi-bagikan,
✅(4) masjid yang dia bangun, atau
✅(5) sebuah rumah yang dia bangun untuk para musafir,
✅(6) sungai yang dia alirkan, dan
✅(7) sedekah yang dia dermakan pada saat dia sehat dan masih hidup namun tetap bermanfaat setelah wafatnya.”

*_[HR. Ibnu Majah, dan dihasankan oleh al-Albani dalam kitab shahih sunan Ibnu Majah]_*

Maka bersegeralah mengerjakan amalan jariyah, amalan yang mengalir pahalanya setelah meninggal dunia.

Berusahalah untuk ikhlas dalam melakukannya,

Buanglah jauh-jauh penyakit riya' dan ingin dipuji manusia,

Kalau tidak, amalan _jariyah_ kita tidak akan mengalirkan pahalanya, malah akan berbuah dosa.

Wa billaahit-taufiiq...

✏ Ustadz Abdul Basith, Lc  حفظه الله تعالى

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia