Langsung ke konten utama

Sifat Salafuna Shalihin*

Adalah nafsunya yang menggebu kepada ilmu, melebihi nafsunya kepada apapun dalam hidupnya. Sebagaimana Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Umar Bin-Yahya yang meninggalkan kenikmatan zafaf (malam pertama) bersama istrinya hanya karena keasyikan membaca sebuah kitab.

  Menjelang malam zafafnya, guru sekaligus paman beliau dari garis ibu, Al-Allamah Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thahir Ba'alawi berkata, "Aku akan melakukan sesuatu kepada Abdullah yang membuatnya lupa kepada istrinya sampai pagi." Habib Abdullah bin Husein tahu persis kecintaan keponakannya tersebut pada ilmu, terutama kepada kitab-kitab asing yang baru dilihatnya.

  Pamannya lalu meletakan sebuah kitab asing di tempat yang akan dilalui Habib Abdullah bin Umar. Ketika Habib Abdullah bin Umar melihat kitab tersebut, beliau lalu mengambilnya, membukanya, membacanya lalu terus mempelajarinya sampai pagi, hingga ia lupa bahwa malam itu adalah malam zafafnya bersama istrinya.

_Kitab Minhajussawi Syarah Ushul Thariqah Saadah Ba'alawi juz 1 hal 95 karya_ Habib Zein Bin-Sumaith

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia